Minggu, 18 Agustus 2013

Ba'da Lebaran Idul Fitri 1434 H Gubukku diKunjungi Maling

Diriku berpendapat puasaku bulan Ramadhan kemaren jelek sekali jika dibandingkan kualitas puasaku beberapa tahun lalu terutama ketika masih dalam bimbingan orang tua dulu, uh kangennya jika mengingat masa lalu ... Memang jadi orang dewasa enak tapi sulit.

Alhasil teguran pun terjadi untuk semua perbuatan do'sa ku lewat seseorang atau beberapa orang (entahlah ga jelas) pencuri masuk ke rumah gubuku pada hari Minggu 2 hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1434 H.

Kronologisnya, saya bersama pakaian kotor da laptop kehabisan batrai dalam tas punggung mengendarai sepeda motor pulang ke gubukku yang beada di lain kecamatan dari rumah orangtuaku. Sebelum saya sampai ke gubukku, saya mampir terlebih dahulu ke warnet focus di depan UPI PGSD Sumedang untuk bersilaturahmi dengan temanku beserta istrinya dan kawan-kawan yang lain tentunya kurang lebih samapi di sana pada pukul 22:00 WIB Minggu Malam. Saya tidak mempunyai firasat apa-apa kecuali sebuah alasan waktu mudik cas-an Laptop ketinggalan, saya mengobrol sekitar satu jam kurang karena ngantuk berat saya minta pamit pulang ke gubukku yang keberadaannya sekitar 4 km dari warnet.


Sesampainya di depan gubukku, saya bermaksud masuk lewat pintu depan tetapi setelah pintu dibuka oleh kunci tentunya pintu tetap tidak terbuka dan saya baru ingat bahwa waktu H-1 saya pulang lewat pintu belakang dan pintu depan di slot dari dalam, akhirnya saya pergi ke pintu belakang lewat samping sebelah kanan, sesampainya pintu belakang dalam hitungan detik, saya mendapati pintu belakang tertutup akan tetapi saya melihat pintu belakang gubukku di palang papan dan kedua sisinya di paku. Dari situ saya belum curiga, saya menyangka itu salah satu taktik warga untuk mengamankan agar rumahku ga kemasukan maling, karena memang pintu belakang keamanannya kurang. Kemudian saya pergi lagi ke depan untuk menanyakan kepada tetangga depan rumah, apakah yang terjadi, sebelum saya lewat pekarangan depan tetanggaku yang baik datang tergopoh2 dan memberikan kabar bahwa rumahku kebobolan maling, Astagfiralloh....

Saya hanya bisa diam dan tersenyum diantara percaya dan tidak untuk menyembunyikan rasa kesal dan kaget. Setelah kurang lebih 5 menit ngobrol, dengan bantuan Kang engkus tetanggaku saya bisa masuk ke gubukku dengan mencongkel papan penghalang yang ternyata itu di buat masyarakat ketika diketahui siang tadi bahwa gubukku kebobolan maling yang dimaksudkan untu mengamankan sisa barang berharga yang masih tersisa.

Pas masuk kedalam gubuk, oh my god... acak acakan sekali kondisi rumah mulai dari kamar utama, tengah rumah dan kamar kerja, dimungkinkan bekas penjahat mencari barang-barang yang ia/mereka inginkan. dalam hitungan detik saya bisa menebak bahwa saya kehilangan uang receh dan pisau lapangan karena saya merasa tidak ada barang berharga dalam gubukku.

Setelah kuarang lebih 10 menit mengobrol dengan Kang Engkus mengenai keadaan rumah dia pulang ke rumahnya dan saya hanya ditinggal sendiri di rumah dalam kondisi acak-acakan ini, saya belum berani menyentuh barang-barang yang ada sebelum saya laporkan hal ini ke pihak kepolisian, karena dalam benakku takut ada sidik jari penjahat yang terhapus.

Saya buka FB untuk mengetahui teman sekitar yang masih online untuk minta bantuan menunggu rumah sementara saya melaporkan hal ini pada polsek terdekat, Alhasil ada dan ternyata temanku Alhamdulilah bersedia.

Singkat cerita saya memberikankan laporan ke polsek terdekat, dan Polisi pun datang ke gubuku, mereka melihat lihat rumahku acak-acakan kan, dan di tempat itu saya sekaligus memberikan laporan kejadian. Hmmm... ternyata saya salah mengira, entahlah apa yang salah,... saya kira kalau memberikan laporan ke polisi tentang pencurian, ada proses sidik jari langsung dengan pengambilan barang yang diduga dipegang oleh si pencuri, eh ternyata... hanya laporan saja, karena salah seorang polisi berkata, "untuk selanjutnya terserah bapa, apakah ini mau dilajutkan atau tidak, jika mau di lanjutkan silangkan melapor kembali ke kantor besok, dan sekarang bapak bapa boleh membereskan barang-barang bapak untuk memeriksa apa saja yang hilang selain uang receh dan pisau lapang". Hmmmm... saya hanya bisa menjawab "muhun, haturnuhun, sambil berpikir apakah maksudnya kata-kata pak polisi ini. Saya bertanya pada teman, dan dia juga binggung atas tindakan dan kata-kata Pak Polisi, etahlah ... memang prosedurnya seperti itu untuk kasus ini atau ada hal lain di balik itu.

Besok harinya, setelah semalaman saya beres-beres rumah dengan fakta di pagi hari ngatuknya ikut-kutan dimata... hehehh, diketahui bahwa barang yang hilang adalah:
  1. Uang receh tabungan abis belanja harian kuramg lebih 500.000
  2. Pisau lapangan segarha 395.000 dan dipagi hari diketahui sarungnya ditemukan di belakang rumah dibuang sama pencurinya
  3. Cas-an SE I-17 yang kembali lagi karena ikut dibuang
  4. Tas Eiger kotak model baru seharga 400.000
  5. Tool Box peralatan tukang yang saya kumpulkan satu per satu ikut digondol juga, seharga 250.000
  6. Minyak wangi, lotion, minyak rambut kayaknya digondol juga karena tidak ada
  7. Baju Kaos bola dan kaos lainnya
Saya pun pagi itu ga bisa beres-beres rumah karena harus pergi ke Kantor karena sudah waktunya kerja, kronologis kejadian dan cerita tetang polisi di sebutkan juga untuk meminta saran, apakah saya melanjutkan apakah sudahlah terima nasib sebagai teguran dari Allah SWT atas dosa-dosa yang pernah saya perbuat sebelum-sebelunya. Semunya menyarakan, sudahlah... karena mereka bilang "Hilang kambing, kalo lapor dan melanjutkan bisa kehilangan kerbau juga". Saya mencerna dan memutuskan ... Sudahlah end aja.

Itulah kawan-kawan hukuman buat Allah untuk ku, semoga bermannfaat. Kalo mudik hati2 kunci rumah yach.... heheheh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar